MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang tak berdaya
karena dilengkapi dengan naluri yang relatif tidak lengkap. Oleh sebab itu
manusia kemudian mengembangkan kebudayaan untuk mengisi kekosongan yang tidak
diisi oleh naluri. Pengembangan kebudayaan ini dilakukan dengan proses
interaksi sosial. Menurut Cooley konsep diri seseorang untuk berekambang ialah melalui
interaksi dengan orang lain.
Dalam interaksi di jumpai beberapa aturan
tertentu dalam hal penggunaan ruang. Didalam masyarakat pasti memiliki pedoman
prilaku anggota- anggota masyarakat agar kehidupan sosial menjadi tertib. Akan
tetapi untuk mencapai kehidupan yang tertib atas dasar nilai-nilai dan
norma-norma sosial ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Ada sebagian
anggota masyarakat yang berprilaku tidak sejalan dengan nilai-nilai dan norma
sosial. Untuk itulah diperlukan proses pengenalan tatanan nilai-nilai dan norma
sosial tersebut. Proses sosialisasi akan mempermudah untuk mengenal norma-
norma sosial. Karena Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial, tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses
Sosial Dan Interakasi Sosial
1. Pengertian Sosialisasi
Patter Barger mendefinisikan sosialisasi
sebagai proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Berger Sosialisasi mengajarkan
peran-peran. Salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi adalah
teori George Herbert Mesd dalam teorinya menguraikan tahap pengembangan diri
(self) manusia.1
v Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli2
:
Ø Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi
sebagai proses yang membantu individu individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
Ø Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi
sebagai prose- proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat,
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan
baik sebagi individu maupun sebagai anggota kelompok suatu masyarakat.
Ø M. Sitorus, Sosialisasi merupakan proses
dimana seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan
nila-nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota
masyarakat dan sebagi individu (pribadi).
Dari defini di atas dapat di jabarkan bahwa Sosialisasi
di tempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk memahamai,
menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan tidakan sosial yang sesuai dengan
pola prilaku masyarakatnya. sosialisasi di tempuh seorang individu secara
bertahap dan berkesinambungan sejak ia lahir hingga akhir hayatnya. Soerjono Soekanto Melalui sosialisasi
seseorang dapat membentuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan orang-orang di
dalam kelompoknya.
Sosialisasi merupakan suatau proses yang
berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan ini para ahli membicarakan
bentuk-bentuk proses sosialisasi yang dapat di bagi menjadi proses sosialisasi
primer dan proses sosialisasi sekunder. Beger dan Luckman mendefinisikan sosialisasi
primer adalah sosialisasi yang dijalanin
individu semasa kecil, melalui mana ia manjadi anggota masayarakat. Dan
sosialisasi sekunder proses berikutnya yang memperkenalakan individu yang telah
di sosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakat.3
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan
yang dilihat jika individu dan kelompok sosial saling bertemu dan menetukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses
sosial dapat di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama atau didalam kehidupan sosial, misalnya saling mempengaruhi
antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan
seterusnya.
Para ahli sosiologi lebih sering mengunakan
istilah interaksi sosial yang jika di rumuskan interaksi merupakan gambaran “
aksi seseorang atau kelompok orang” yang mendapat “reaksi seseorang atau
kelompok orang lain”. Aksi dan reaksi tersebut di sederhanakan dalam satu
konsep yang di sebut interaksi sosial atau lebih tepatnya di sebut
“antar-aksi”.4
Jika dirumuskan proses sosial dapat di
gambarkan dalam pola berikut ini :
|
Interaksi sosial merupakan hubungan antar
manusia yang sifat dari hubungan tersebut adalah dinamis artinya hubungan
tersebut tidak statis, selalu mengalami dinamika. Kemungkinan yang muncul
ketika satu manusia berhubungan dengan manusia lainnya adalah:
Ø Hubungan antar individu satu dengan individu
lainnya,
Ø Individu dan kelompok atau
Ø Kelompok dan kelompok. 5
Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau
lebih bertemu, kemudia ia saling menegur sapa, berjabat tangan, saling
berbicara, bahkan sampai terjadi perkelahian, pertengkaran dan sebaginya. Dari
peristiwa tersebut terdapat pihak memberikan aksi dan pihak lainnya memebrikan
respon (reaksi) terhadap aksi tersebut, maka dari sinilah kegiatan antar aksi
dan reaksi dimulai. Kegiatan ini di sebut interaksi. Dengan demikian, bentuk
umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dinamakan sebagai proses
sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan kegiatan manusia
dengan manusia, bukan manusia dengan benda mati, binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Dengan demikian selama aksi dan reaksi tersebut tidak terjadi antara manusia
dan manusia, maka aktivitas tersebut bukan interaksi sosial. Seorang memukul
bangku atau merobohkan pagar di gedung DPR pada saat sedang melakukan aksi
demonstrasi, bukan interaksi sosial.6 Maka indikator atau tolak ukur
dari interaksi sosial adalah adanya aksi dan reaksi walaupun kedua orang yang
bertemu tersebut tidak saling berbicara, tidak saling menegur, atau tidak
berjabat tangan. Dengan tolak ukur tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya
interaksi sosial adalah adanya kesadaran.
2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan
itu bisa dikatakan interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri hubungan sebagai
berikut :
Ø Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan
menggunakan simbol atau lambang-lambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa
lalu, masa kini dan masa yang akan datang
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.
3.
Agen-Agen
Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang
melalukan proses sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasikan emapat agen
sosialisasi utama yaitu:
Ø Keluarga
Pada awal kehidupan manusia, biasyanaya agen
sosialisasi terdiri atas orang tua dan saudara kandung. Pada masyarakat yang
mengenal sistem keluarga luas, agen sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak
dapat mencakup pula nenek, kakek, paman, bibi dan sebagainya.
Gertrue Jaeger mengemukakan bahwa peran agen
sosialisasi pada tahap awal ini terutama orang tua sangat penting. Arti penting
angen sosialisasi pertama terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan
pada tahap ini. Untuk dapat berinteraksi dengan significant others pada tahap
ini seorang bayi belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Ia mulai
berkomunikasi bukan saja melalui pendengaran dan penglihatan tetapi juga
melalui panca indra lain, terutama sentuhan fisik.
Ø Taman Beramain
Setelah mulai berpergian, seorang anak kan
memperoleh agen sosialisasi lain yaitu teman bermain baik yang terdiri atas
kerabat maupun tetangga dan teman sekolah. Disi seorang anak mempelajari
berbagai kemampuan baru. Pada tahap ini seorang memasuki game stage dimana
mempelajari aturan yang mengatur peran orang yan keduannya sederajat. Dalam
kelompok bermailah seorang anak mempelajari nilai-nilai keadilan.
Ø Sekolah
Pendidikan formal mempersiapkan untuk
penguasaan peran-peran baru yang di butuhkan di kemudian hari, di kalah
seseorang tidak tergantung lagi dengan orang tuannya. Robert Dreeben
berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah di samping membaca,
menulis dan berhitung adnya aturan mengenai kemandirian, prestasi, kebersamaan
dan spesifisitas
Dari pendapat Dreeben kita dapat melihat
bahwa sekolah merupakan suatu jentang peralihan antara keluarga dan masysrakat.
Sekolah memperkenalkan aturan baru yang di perlukan bagi masyarakat, dan aturan
baru tersebut sering berbeda bahkan dapat bertentangan dengan aturan yang di
pelajari selama sosialisasi di rumah.
Ø Media Masa
Media masa terdiri atas media cetak seperti
surat kabar, majalah dan lain-lain sedangkan media elektronik seperti Televisi,
Filem, Radio, Internet dan lainya. Media masa merupakan bentuk komunikasi yang
dapat menjangkau sejumlah orang banyak. Media masa diidentifikasikan sebagi
suatu agen sosial yang berpengaruh pula terhadap prilaku khalayaknya.
Peningkatan teknologi juga meningkatkan kualitas pesan serta peningkatan
frekuensi penerapan masyarakat.7
4.
Tujuan
Dari Interaksi Sosial
Ø Terciptanya hubungan yang harmonis
Ø Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
Ø Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan
hidup (kehidupan sosial masyarakat)
5. Faktor-Faktor Yang Mendasari Proses
Terbentuknya Interaksi Sosial
Ø Faktor Internal
1)
Dorongan
untuk meneruskan keturunan
2)
Dorongan
untuk memenuhi kebutuhan
3)
Dorongan
untuk mempertahankan kehidupan
4)
Dorongan
untuk berkomunikasi
Ø Faktor Eksternal
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang
untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa
yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan
lingkungan masyarakat. Imitasi banyak dipengaruhi oleh tingkat jangkaun
inderanya yaitu sebatas yang dilihat di dengar dan di rasakan.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi
sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Sugesti dapat
dirumuskan sebagai proses di mana seseorang menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang
individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya.
Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan
pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang sangat mendalam.
4) Faktor Simpati
Simpati adalah faktor tertariknya seseorang atau
kelompok orang terhadap orang atau kelompok orang lainnya. Proses simpati dimana
kejiwaan seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang
dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.8
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi
motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,
rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang
yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari
seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.
6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan
tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan
perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
6. Jenis-Jenis Proses Sosial
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial
yang berlangsung dalam suatu jagnka waktu, sedemikian rupa hingga menunjukan
pola-pola pengulangan hubungan prilaku dalam kehidupan masyarakat. Secara garis
besar, proses sosial bisa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu proses sosial
asosiatif dan proses sosial yang disosiatif.
Ø Proses Sosial Asosiatif
Proses sosial dapat di sebut asosiatif apabila proses itu mengindikasikan adanya
“gerakan pendekatan atau penyatuhan” berikut akan di bahas empat bentuk khusu
proses sosial asosiatif, yaitu:
1). Kooperasi
Kooperasi merupakan perwujudan minat dan
perhatian orang untuk berkerja bersama- sama dalam suatu kesepahaman, walauapun
motifnya sering dan bisa tertuju kepada kepentingan diri sendiri. Pada dasarnya
proses yang namanya kooperasi suadah di perkenalkan kepada anak manusia sejak
kecil walaupun bentuk-bentuk kooperasi itu masih sederhana. Dalam kenyataannya,
realisasi kooperasi itu di usahakan melaui berbagai macam usaha. Setidaknya ada
empat macam bentuk usaha kooperasi yang dapat di sebutkan disini adalah:
1.
Tawar
menawar, yang merupakan bagian dari proses mencapai kesepakatan untuk pertukan
barang atau jasa
2.
Kooptasi,
yaitu usaha ke arah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan
yang akan di tunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok
3.
Koalisi,
yaitu usaha dua organisasi atau lebih yang sekalipun memiliki struktur yang
berbeda-beda hendak mengajar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif
4.
Patungan
yaitu usaha bersama untuk mengusahkan suatu kegiatan, demi keuntungan bersama
yang akan di bagi nanti, secara prosesional dengan cara saling mengisi
kekurangan masing-masing partner.
2). Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses kearah
tercapainya kesepakatan sementara yang dapat di terima kedua belah pihak yang
tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atu
kelompok-kelompok yang mau tak mau harus berkerja sama walaupun masing masing
mereka memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Akomoadasi sebagai proses
dapat berlangsung dalam beberapa bentuk yaitu:
1.
Pemaksaan,
proses akomodasi yang berlangsung melalui cara pemaksaan sepihak dan yang
dilakukan dengan mengancam saksi. Pemaksaan seperti ini tentu hanya mungkin
terjadi apabila kedua belah pihak yang tengah berakomodasi itu memiliki
kedudukan sosial dna kekuatan yang tak seimbang. Sebagai contoh akomoadasi
adalah perbudakan.
2.
Kompromi,
ialah proses akomodasi beralangsung dalam uasaha pendekatan oleh kedua belah
pihak yang sadar menghendaki akomodasi, kedua belah pihak bersedia mengurangi
tuntutan masing-masing dapat di peroleh kata sepakat mengenai titik tengah
penyelesaian.
3.
Pengunaan
jasa perantara atau jasa penengah, usahan kompromi yang tidak dilakukan sendiri
secara berlangsung, melainkan dilakukan dnegan bantuan pihak ketiga yang dengan
sikapnya tidak memihak
4.
Peradilan,
ialah suatu usaha menyelesaikan sengketa yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
memang mempunyai wewenang untung mnyelesaikan masalah yang memiliki
aturan-aturan sebagai pangkal penyelesaian sengketa.
5.
Pertenggangan
atau toleransi ialah suatu bentuk akomodasi yang berlangsung tanpa manifestasi
persetujuan formal macam apa pun.
6.
Stalemate
adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak- pihak yang bertentanggan sama- smaa
memiliki kekutan yang seimabang sehingga tidak bisa maju maupun mundur.
3). Asimilasi
Pada proses Asimilasi terjadi peleburaan
kebudayaan. Asimilasi mengarah pada lenyapnya perbedaan. Jelas bahwa asimilasi
akan menyebabkan perubahan- perubahan penting di dalam masyarakat. Proses
asimilasi akan timbul apabila:
1.
Adanya
perbedaan kebudayaan antar kelompok- kelompok manusia yang hidup pada suatu
waktu dan pada suatu tempat yang sama.
2.
Para
warga dari masing- masing kelompok yang berbeda-beda itu dalam kenyataanya
selalu beragaul secara intensif dalam jangka waktu yang kucup lama
3.
Demi
pergaulan mereka yang telah beralangsung secara intensif, masing- masing pihak
menyesuaikan kebudayaan mereka masing- masing, sehingga terjadilah proses
saling menyesuaikan kebudayaan di antara kelompok-kelompok itu.
Faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi
antara lain adalah Sikap dan kesedian menenggang, sikap menghadapi orang asing
berikut kebudayaannya, kesepakatan di bidang ekonomi yang seimbang, sikap
terbuka golongan penguasa, kesamaan dalam berbagai unsur kebudayaan, perkawinan
campuran dan musu bersama dari luar.
4). Amaglamasi
Amaglamasi merupakan proses yang melebur dua
kelompok budaya menjadi satu yang pada haikiatnya melahirkan suatu yang baru. Amaglamasi
akan membantu menyelesaikan pertentangan-pertentangan di dalam kelompok.
Ø Proses Sosial Disosiatif
1). Kompetisi
Kompetisi meurupakan perasingan yang
mengandung perjuangan untuk merebutkan tujuan-tujuan terentu yang sifatnya
terbatas, yang semata-mata bermanfaat untuk mempertahankan suatu kelestarian
hidup. Persaingan dapat terjadi di segalah bidang kehidupan bidang ekonomi,
politik dan lainnya
2). Konflik
Konflik adalah proses sosial yang berlangsung
dengan melibatkan orang-orang atu kelompok-kelompok yang saling menantang
dengan acama kekerasan. Dalam bentuk yang ekstrem konflik tidak hanya digunakan
untuk mempertahankan hidup tapi juga sampai pembinasaan eksistensi orang atau
kelompok lain.
3). Kontravensi
Kontravensi berasal dari kata Latin, conta
dan venire yang berarti menghalangi atau menantang. Dalam kontravensi dikandung
usaha untuk merintangi pihak lain mencapai tujuan. Yang diutamakan dalam
kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal ini didasari
oleh rasa tidak senang karena keberhasilan pihak lain yang di rasakan
merugikan, walaupun demikian tidak terdapat maksud untuk menghancurkan pihak
lain. Secara rinci, cara-cara kontravensi adalah :
1.
Kasar
dan halus. Cara kasar ditandai dengan ketidaksopanan, berupa gangguan, ejekan,
fitnah, provokasi, intimidasi. Cara halus di tandai dengan menggunakan bahasa
dan prilaku yang sopan namun mengandung makna yang tajam.
2.
Terbuka
dan tersembunyi. Cara terbuka apabila langsung dari pihak mana dan siapa yang
melakukan pertentangan itu, serta apa isinya. Sebaliknya cara tersebunyi sulit
di ketahuai. Secara visual sarana kontravensi telah tersebar dan diketahuai
umum, namun pelakunya tidak dikenal.
3.
Resmi
dan tidak resmi. Cara resmi adalah penentangan yang di terima dan di tegakkan
dengan ketentuan hukum atau dengan ketentuan yang dilembagakan oleh keuasaan
negara atau kekuasaan agama. Sedangkan
cara tidak resmi adalah pertentangan yang tidak dikukuhkan peraturan
hukum dan tidak dilembagakan.9
BAB III
KESIMPULAN
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan
yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa
yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik diberbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum dan lainnya.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila
terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Dengan tolak ukur tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadinya interaksi sosial adalah adanya kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Narwoko, .J dan
Bagong Suyanto dkk Sosiologi Teks
Pengantar Dan Terapan. Jakarta : Kencana. 2006
M.
Setiadi, Elly Dan Usman Kolip. Pengantar
Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, Dan
Pemecahannya.Jakarta : Kencana. 2011.
Sunarto,
Kamanto. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Universitas Indonesi. 2004.
FOOTNOTE:
1 Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi (Jakarta: Universitas Indonesi. 2004) hlm: 21.
2 Elly M. Setiadi. Dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya.( Jakarta : Kencana 2011.) Hlm : 115-116.
3 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi....,Hlm: 29.
4 Elly M. Setiadi. Dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya...., Hlm: 62.
5 Ibid...,Hlm: 62
6 Ibid..., hlm:63-64.
7 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi...,Hlm: 24-28.
8 Elly M. Setiadi. Dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya...,Hlm : 67-70)
9J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto dkk Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. (Jakarta :Kencana. 2006) Hlm 58-71.