Rabu, 29 April 2015

Resume Daulah Fathimiyah



 
RESUME SISTEM POLITIK MASA DAULAH FATHIMIYAH 

Tahun 909 M muncul sebuah dinasti baru yang bernama Fathimiyah di Tunisia. Gerakan baru ini awalnya adalah gerakan bawah tanah. Mereka mengambil dukungan masyarakat dengan mengorasikan bahwa mereka adalah keturunan Fathimah putri Rasul dan Istri dari Ali bin Abi Thalib. Mereka juga mengklaim bahwa hanya mereka yang paling berhak menjadi Khalifah dari pada Bani Abas yang pada saat itu sedang berkuasa.
Dinasti ini menganut paham Syi’ah Itsna Asyariyah yang di sebut dengan Syiah Isma’iliyah. Dari pusat gerakannya di Yaman mereka masuk ke Afrika Utara dan mengalahkan dinasti-dinasti yang ada di daerah itu. Setelah melalui perjalanan politik yang panjang akhirnya pada tahun 969 M, panglima perang Jauhar Assiqilliu berhasil masuk ke Mesir dan tahun 937 M Kota Cairo ini di jadikan pusat pemerintahan Fathimiyah.
Setelah Mesir sudah menjadi pusat pemerintahan Fathimiyah, al-Mu’iz (khalifah keempat)  mulai menata sistem pemerintahannya dengan membagi wilayah profinsi menjadi sejumlah distrik dan mempercayakannya kepada pejabat-pejabat yang cakap. Dalam mempertahankan kekuasaan al-Mu’iz berusaha untuk mendekatkan diri dengan berbagai lapisan masyarakat. Ia mengambil simpati dan menampakan sikap toleransi yang besar di semua kalangan masyarakat dari lawan politiknya hingga dengan masyarakat nonmuslim sekalipun, hal ini dapat dilihat dari pengangkatan pejabat pemerintahan bagi yang mampu walaupun beda akhidah, seperti pemeluk yahudi bernama Ibnu Khillis  dan  Asyuq di angkat sebagai pejabat pengumpul pajak pertahanan.
Pada masa al-Mu’iz ini Fathimiyah menunjukan perkembangannya, seluruh masyarakat yang berada di bawah kekuasaannya merasakan kedamaian dan kesejateran sehingga dinasti kecil ini menjadi imperium besar. Pada pemerintahan al-Aziz, dinasti Fathimiyah mulai mencapai puncak kejayaannya Ia menguasai daerah-daerah yang terdapat di Negeri Arab disebelah Timur sampai ketepi laut Atlantik di sebelah Barat Asia Kecil di sebelah Utara bahkan sampai Kenaubah di sebelah Selatan.
Sistem Politik dan Struktur  Pemerintahan al-Aziz  ialah  Membagi kekuasaan atas pemerintah pusat dan daerah yaitu dengan adanya Dewan yang bertanggung jawab tentang Pemasukan dan Pengeluaran Tata Kekuasaan Negara, Adanya Dewan yang Mengurus Pemerintahan Daerah dan adanya juga Dewan Jihat, dimana dewan tersebut  bertanggung jawab atas perancangan kapal dan alat perang.
Pada masa pemerintahan al-Azis, telah nampak kemajuan di bidang ekonomi dalam segalah sector seperti sector industry,(adanya usaha kerajinan tenun, mengukir, dan menyulam dalam beberapa model dan jenis, produk permadani, menjahit pakaian, bahkan  membuat plana kuda), ada juga kerajinan logam dengan membuat hiasan yang terbuat dari perak.
Kemajuan disector pertaniyan didukung letak geografis dan tanahnya yang sumbur mengahasilkan panen yang sangat besar mulai dari gandum, tebuh , buah-buhan, kurma dan lain lain. Untuk menunjang kemajuan ini Dinasti Fathimiyah membentuk instansi khusus yang menangani masalah pertaniyan.
Sejalan dengan kemajuan di bidang sector industry dan pertaniyan, secara spontan sector perdagangan tentu akan mengalami kemajuan pula. Perdangangan berkembang di dorong dengan adanya kebijakan pemerintah untuk mengekspor hasil perdangangan tersebut kesegalah penjuruh baik India, Italia dan negara-negara lain.
Kemajuan-kemajuan tersebut tidak lepas dari peran kebijakan para Khalifah untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan kultur. Dimana para khalifah Fathimiyah melakukan pembangunan lembaga-lembaga pendidikan seperti  Daara al- Himah atau  Daara-Ulm (wisma kebijakan atau wisma ilmu) yaitu bagian salah satu Istanah yang dijadikan ruang perpustakan dan ruang pertemuan para ilmuan. Masa khalifah al-Hakim, ia membangun sebuah Darul Hikmah yang berfungsi sebagai Akademik sejajar dengan di lembaga di Cordova dan Baghdad, dilengkapi dengan perpustakan Dar al-Ulum yang diisi oleh bermacam-macam Ilmu dan Mesjid al-Azhar yang di bangun diawal-awal penaklukan juga di fungsikan menjadi sebuah Universitas masa Khalifa al-Aziz.
Kebijakan pemerintahan untuk  pengembangan Ilmu pengetahuan masa Dinasti Fathimiyah menguntungkan segalah aspek seperti mudahnya menyebarkan paham-paham Syi’ah di kalangan masyarakat namun di segi lain kesejateraan masyarakatpun terjamin dimana terciptanya suatu kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kemajuan-kemajuan ini tentu berpengaruh terhadap stabilitas politik dan pemerintahan. Dengan adanya kemajuan-kemajuan di segalah aspek tentu memudahkan lembaga-lembaga militer dalam melakukan ekspansi-ekspansi ke wilayah lain. Kerena  keilmuan merupakan salah satu factor yang sangat menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah negara. Kemajuan-keamajuan yang di rasakan oleh semua kalangan masyarakat ini tentu menguatkan posisi pejabat negara tersebut, karena khalifah tersebut mendapat dukungan rakyat dengan masyarakat memberikan kekuasaan terhadap pemerintah dalam menjalankan sebuah negara.
Penyebab kemunduran Dinasti Fathimiyah ialah khalifah-khalifah penerus dari Dinasti Fathimiyah tidak memiliki toleransi terhadap kaum nonmuslim, sehingga kaum nonmuslim mulai memberontak dan menimbulkan kekacauan di masyarakat. Dan kahalifa-khalifah penerus tersebut kurang memperhatikan kesejateraan rakyatnya karena khalifah-khalifah tersebut kurang memiliki integritas dan loyalitas terhadap tugas khalifahnya banyak di antara mereka yang berfoya-foya tanpa memperhatikan nasib rakyat, Sehingga menimbulkan persaingan politik antar pejabat pemerintahan untuk mengwujudkan kepentingan dan cita-cita pribadi masing-masing.
Fathimiyah merupakan Khilafah beraliran syi’ah yang berkuasa di Mesir tahun 297/909 M sampai 567/1171 M selama kurang lebih 262 tahun. Para penguasa yang pernah berkuasa adalah:
1.      Abu Muhammad Abdullah (Ubaydillah) al-Mahdi bi'llah (909-934).
2.      Abu l-Qasim Muhammad al-Qa'im bi-Amr Allah bin al-Mahdi Ubaidillah (934-946).
3.      Abu Zahir Isma'il al-Mansur bi-llah (946-953).
4.      Abu Tamim Ma'add al-Mu'izz li-Dinillah (953-975).
5.      Abu Mansur Nizar al-'Aziz bi-llah (975-996).
6.      Abu 'Ali al-Mansur al-Hakim bi-Amrullah (996-1021).
7.      Abu'l-Hasan 'Ali al-Tahir li-I'zaz Dinillah (1021-1036).
8.      Abu Tamim Ma'add al-Mustanzir bi-llah (1036-1094)
9.      al-Musta'li bi-llah (1094-1101).
10.  al-Amir bi-Ahkamullah (1101-1130).
11.  'Abd al-Majid al-Zafir (1130-1149).
12.  al-Zafir (1149-1154).
13.  al-Fa'iz (1154-1160).
14.  al-'Adid (1160-1171).

DAFTAR PUSTAKA

1.      Lubis, Arbiyah. Islam Di Abad Pertengahan. Banda Aceh: Penah, 2008.
2.      Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003.
3.      Wajdi Ibrahim, Farid. Negara-Negara Syi’ah Dalam Lintas Sejarah. Banda Aceh: Penah, 2009.

                              
                                                                            Banda Aceh, 30 April 2015

                                                                                 Putri Aulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar